
Hari ini, Vina mengajakku ke Jawa Timur Park 2. Aku langsung bersiap. Setelah pamit ke Bunda, aku langsung melompat menyambar sepedaku di garasi.
Aku mengayuh pedal secepat mungkin. Angin sepoi-sepoi menerpaku, membuat ujung kerudung cokelatku berkibar. Aku sesekali berhenti, terjebak macet. 12 menit lagi aku sudah harus sampai ke rumah Vina.
“Dimana Dr. Kamil?” tanyaku kepada Vina.
“Oh, ayah. Beliau sedang ada rapat. Uangnya diberikan padaku” jawab Vina.
“1.000.000? Wow, banyak sekali?” kataku takjub.
“Pesan GOCAR sekarang yuk?” tawar Vina, aku pun mengangguk setuju.
Kami terjebak macet. Kami baru sampai 30 menit kemudian.
“Silvi, ayo pesan tiketnya!” kata Vina sambil menyeretku keluar dari mobil.
“Iya, tapi jangan seret aku! Aku bisa jalan sendiri kok.” kataku dengan nafas tersengal. Vina melepaskan cengkramannya saat kami menaiki bus mini untuk sampai ke loket.
“Sampai!” kata Vina saat loket sudah mulai terlihat. Kami turun dari bus itu, seperti pengunjung lainnya
Setelah memesan tiket, Vina berseru kagum. Aku menyikut tulang punggungnya, menyuruhnya diam. Iya, aku tahu, Itulah kira-kira arti seringai di wajahnya.
“Eh, ke Eco Green Park dulu yuk!” ajakku. Vina mengangguk setuju. Kami Shalat Dhuha terlebih dahulu, di mushala dekat pintu masuk.
Setelah kembali melipat mukena yang kami kenakan, aku bersenandung riang. Aku masih menunggu Vina keluar kamar mandi. Angin kencang bertiup. Aku memeluk erat topiku, khawatir akan terbang olehnya. Ada seorang anak laki-laki yang tampak mengejar topinya yang terbang karena angin. Tampaknya ia bukan dari kota ini. Karena mereka memakai jaket di hari yang cerah. Kaki anak itu tiba-tiba tersandung batu. Aku berlari, bergegas membantunya.
“Kau tak apa-apa dik?” tanyaku kepadanya. Dia mengangguk. Setelah membantunya berdiri, dia kembali berlari mengejar topinya. Orang tuanya menghampiriku, bilang terima kasih. Aku mengangguk. Setelah itu, Vina berlari ke arahku.
“Lanjut yuk! Kamu kok lama sih?” tanyaku padanya.
“Nggak apa-apa kok. Kamu sendiri habis apa?” Vina balik bertanya.
“Rahasia,” jawabku sambil menjulurkan lidah. “Masuk yuk!”.
Saat sudah masuk, dia langsung mengajakku ke Eco Science Center. Vina memang amat menyukai Biologi. Menariknya, di wahana yang bentuknya menyerupai Candi Prambanan itu juga terdapat beberapa simulator yang bisa dicoba, seperti simulator gempa bertenaga 3 – 8 SR, simulator badai, sampai simulator angin pun ada. Seru banget! Pokoknya kalian wajib coba deh.
Setelah puas mencoba Eco Science Center, gilirang aku yang menyeretnya ke Jungle Adventure. Jungle Adventure adalah sebuah wahana permainan. Kami akan menaiki mobil jeep tak beratap, dan diberi instruksi untuk menembaki “jantung” patung para pemburu di sebuah hutan buatan. Pokoknya tambah seru, deh!
Nah, selanjutnya, kami pergi ke Owl House. Bagi yang pernah nonton Harry Potter, tentunya tahu si Hedwig kan? Hedwig adalah burung hantu betina kesayangan Harry yang mati di “Harry Potter and the Deadly Hallows“. Tempat ini mempunyai berbagai jenis burung hantu. Juga ada spot foto yang membuat fotomu lebih amazing!
Setelah beranjak dari Owl House, kami pergi ke Rumah Terbalik. Serunya, di situ ada detektor. Begitu kita terdeteksi, bagian rumah akan bergetar, dan lampu akan berkedip secara otomatis.
“Ke Batu Secret Zoo yuk!” kata Vina setelah kami keluar dari Eco Green Park. Aku mengangguk setuju.
Saatnya ke Batu Secret Zoo!
To be continued…