Skip to content
Menu
Perjalanan Institut Cahaya
  • Beranda
  • Jurnal Ummi
  • Jurnal Kakak
  • Yang Menarik Lainnya
  • Jurnal Mas Akif
Perjalanan Institut Cahaya

Kisah Perjalanan di Pantai Klayar | Akif

Posted on 27 Maret 202010 April 2020

Versi asli:

Pada suatu hari, aku diajak ayah keladang jagung. sayangnya di sana aku tidak lama, aku hanya berfoto foto. Lalu kita bersegera ke tujuan aslinya yaitu pantai klayar kita langsung ke pantai klayar aku langsung main air sehabis itu aku makan ikan super pedas lalu kita main air lalu cari kerang .lumayan dapat banyak sehabis itu kami mau liat air mancur tapi gak jadi, jadinya kita foto-foto sayangnya mbak miya jatuh lalu luka. kitapun akhirnya kami segera mandi lalu pulang

Editing by Kakak:

Pada suatu hari, aku diajak Ayah ke ladang jagung. Sayangnya, di sana aku tidak lama, aku hanya berfoto-foto. Lalu kita bersegera ke tujuan aslinya, yaitu Pantai Klayar. Kami langsung ke Pantai Klayar. Aku langsung main air sehabis itu aku makan ikan super pedas, lalu kami main air lalu cari kerang. Lumayan, dapat banyak. Sehabis itu kami mau liat air mancur tapi gak jadi, jadinya kami foto-foto. Sayangnya Mbak Miya jatuh lalu luka. Kamipun akhirnya segera mandi lalu pulang.

Editing by Kakak (versi deskripsi):

Pada suatu hari, aku diajak Ayah ke ladang jagung, tepatnya, di Bukit Bagus. Petualangan seru ini bermula dari kegiatan Penulisan Jadwal. Tapi sudahlah, tak penting untuk membahas itu. Di sana amat seru! Yah, cukup panas sih… Apalagi aaku baru bangun tidur dari mobil yang ber-AC. Sayangnya aku tidak berkunjung ke sana lebih lama lagi, kami hanya ber-selfie menggunakan tongsis baru milik Ummi. Ini dia salah satu fotonya:

Setelah puas ber-selfie ria di Gunung Bagus—meskipun belum terlalu puas soal petualangannya—kami menuju ke tujuan utama kami, yakni Pantai Klayar!

***

Sesampainya di sana, kami sempat bermain air di “sungai kecil” sembari menunggu Ummi membeli makan siang. Tak lama kemudian, Ummi memanggil kami. Ternyata makan siangnya sudah siap.

Waktu makan, entah mengapa ikannya terasa pedas sekali, padahal aku tak memakai sambal. Kakak saja sampai kepedasan. Apalagi aku! Nah, setelah makan siang habis dan rasa pedas menghilang, kami lanjut bermain air di karang-karang. Berbagai fauna laut kami temukan, mulai dari Bulu Babi, ikan kecil, hingga bangkai baby Gurita! Aduh, kasihan sekali Gurita kecil itu! Lantas, kami pun menguburnya di tepi pantai.

Kami pun naik ke tempat melihat sunset. Dari atas, sembari menunggu sunset, Ummi dan Ayah mencari tempat air mancur. Karena ternyata tak ketemu, aku, Kakak, Mbak Miya, dan Azda berfoto di beberapa tanaman bakau. Eh, tapi setelah itu Mbak Miya jatuh. Karena hal tersebut, kami bergegas turun dan mandi, lalu pulang.

~END~

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 

Hai! Selamat datang di blog keluarga kami, #institutcahaya. Di sini kami akan berbagi kisah tentang perjalanan kami belajar, bertumbuh, dan berkontribusi untuk kemanfaatan sebagai keluarga pelaku home-based education. 

Sebagaimana perjalanan, terkadang kami melalui jalan menanjak, menurun, berkelok, jalan mulus dan bergelombang. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menemukan makna dan keindahan pada setiap prosesnya. Selamat menyimak ya!!! Mari belajar bersama 🙂

KATEGORI TULISAN

Mau cari tentang apa?

TULISAN TERBARU

  • Petualangan di Lintang Sewu
  • Terlindungi: Flash Fic – Cat Rescue
  • Fabel #3 – Ikan Ajaib dan Pak Nelayan yang Dermawan

KOMENTAR TERKINI

  • Institut Cahaya pada Suka Duka Menulis “Musuh Kegelapan”
  • Institut Cahaya pada Suka Duka Menulis “Musuh Kegelapan”
  • Fatya Bakhitah Sulaiman pada Suka Duka Menulis “Musuh Kegelapan”
©2022 Perjalanan Institut Cahaya | WordPress Theme by Superbthemes.com