H-2 Ramadhan. Saat ini kondisi yang sedang kita hadapi adalah kondisi yang tidak biasa. Bagaimana sikap kita menghadapi situasi pandemi ini, kita sendiri yang dapat menentukan. Bagi sebagian orang masa-masa pandemi ini adalah masa yang cukup mengerikan, dan penuh dengan keresahan. Akan tetapi, jika kita sadari saat ini kita juga secara cuma-cuma Allah beri berbagai ‘kemewahan’, di antaranya kemewahan untuk bersama-sama kembali di rumah, bersama keluarga menikmati setiap saat, bahkan beri kesempatan menjalani ibadah di bulan Ramadan dengan sebagian besar waktu yang kita habiskan di rumah. Masya Allah.
Bagaimana nuansa Ramadhan di rumah kita? Apakah seluruh anggota keluarga semakin berbinar menyambutnya? 😊
Untuk menambah perbekalan kita menyongsong bulan Ramadhan, berikut ini akan saya sampaikan 5 Tips Menghidupkan Ramadhan Bersama Keluarga #alainstitutcahaya.
#1
Bersihkan niat, kuatkan keikhlasan bahwa beribadah di bulan Ramadhan adalah bagian dari ketaatan. Saat ini, situasi sedang “tidak biasa” dengan adanya pandemi. Barangkali kita mengalami kendala finansial, kendala mobilitas, kendala kuota, kendala suasana–diantaranya dengan ‘ditutup’nya masjid-masjid selama Ramadhan, kendala waktu, kendala pikiran, dan seterusnya. Syukuri Ramadhan sebagai hadiah dari Allah SWT agar kita dapat menjalani masa-masa di jalan taqwa. Agar kita tetap waras, agar kita tetap dekat denganNya.
#2
Ajak seluruh anggota keluarga menentukan tema besar ramadhan, sesuai potensi dan keunikan tiap keluarga, jadikan sebagai project bersama. Libatkan seluruh anggota keluarga sesuai kemampuannya. Bagi yang belum berkeluarga, dapat menentukan tema inti Ramadhan bagi diri sendiri. Diantara contoh tema, misalnya terkait dengan menuntut ilmu, terkait dengan berbagi, dan sebagainya.
#3
Rumuskan target individual, baik dalam hal ibadah, belajar, menambah keterampilan hidup dan sebagainya. Tuliskan target tiap personel sehingga anggota keluarga lain dapat mengetahuinya dan menjadi support system satu sama lain.
Termasuk di dalamnya, untuk anak-anak yang ada program schooling from home dari sekolahnya, dikuatkan melalui langkah ini. Tugas kita adalah memahamkan bahwa tiap anak memiliki tahapan belajar yang berbeda, sehingga sangat mungkin bagi kita sebagai orang tua untuk memberikan bentuk perlakuan yang berbeda pula.
Apabila memiliki beberapa putra yang masih memerlukan pendampingan dalam belajar, Bapak/Ibu dapat menyiasatinya dengan menyepakati ‘kolong waktu’ jadwal: kapan belajar bergantian, dan kapan dapat belajar bersama sehingga memudahkan Bapak/Ibu untuk mengaturnya dengan jadwal-jadwal lain.
#4
Hidupkan taklim keluarga. Bagi pelaku home-education, salah satu indikator kesungguhan orangtua untuk mendidik anak adalah adanya forum keluarga. Kemas taklim dengan konsep yang dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga, baik dalam pemilihan durasi maupun tema. Pilihlah sebuah buku untuk dibaca dan dibahas bersama, lalu diikuti dengan sharing-sharing dari tiap anggota keluarga.
Keberadaan taklim atau forum keluarga, juga dapat membantu kita menurunkan level stres dalam kondisi 24jam berinteraksi intensif dengan keluarga. misalnya saat terjadi konflik antara anak atau saat anak melakukan kesalahan atau bahkan orangtua yang melakukan kesalahan maka momen memberikan nasihat yang paling tepat adalah momen-momen netral semacam ini. Kita dapat mengemas forum sesantai mungkin agar tidak terkesan sebagai forum penghakiman tetapi sebagai forum sharing, dari hati ke hati.
#5
Bergabunglah bersama keluarga lain untuk semakin menyemarakkan ramadhan kita. Kita dapat menggunakan teknologi untuk dapat tetap mempertahankan kaidah physical distancing. kerjasama antar keluarga bisa dalam bentuk project bersama, forum belajar bersama, kegiatan sedekah bersama dan sebagainya.
Jika di grup WA kelas anak misalnya, biasanya hanya sharing foto aktivitas anak di rumah, berikutnya kita bisa mengundang keluarga lain untuk terlibat dalam proyek kita atau sebaliknya.
Dengan ini, akan semakin memperkaya pengalaman baik orang tua maupun anak-anak. Selain lebih seru anak-anak juga bertambah pengalamannya dalam hal berkolaborasi dengan orang selain keluarga inti.
#####
“Awalilah setiap pekerjaan dengan perencanaan yang baik, karena gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”.
~ Aa Gym
Oleh karena itu untuk mendapatkan kualitas ibadah ramadhan yang baik, mari kita mulai dengan merancang ramadhan kita dengan sebaik-baiknya. Diskusikan, tuliskan, jalankan, dan evaluasi secara berkala bersama keluarga. Semoga Allah mudahkan ikhtiar kita.
(Disampaikan sebagai kultum pagi di grup WA keluarga besar Yayasan Arraihan, dalam rangka menyambut bulan Ramadhan di antara situasi physical distancing akibat pandemi covid-19 tahun 2020)